Nusatimes.id – Semakin menjamurnya rumah biliard di Kota Gorontalo membuat POBSI Kota Gorontalo mendorong mendorong agar tempat-tempat biliar lainnya yang belum memiliki izin rekomendasi dari POBSI Kota Gorontalo serta program pembinaan segera memperjelas statusnya.
“Rumah biliar ini merupakan tempat pembinaan atlet, bukan hanya tempat hiburan. Ke depannya, rumah biliar yang belum memiliki kegiatan pembinaan atlet harus segera memperjelas statusnya agar tidak terjadi kesalahpahaman setiap Ramadhan,” tegasnya.
Keputusan ini membuka ruang diskusi lebih luas tentang bagaimana biliar dapat diterima sebagai olahraga yang prestasi yang serius di tengah masyarakat. POBSI Kota Gorontalo berharap ada regulasi yang lebih jelas, agar biliar dapat berkembang tanpa harus terjebak dalam stigma negatif.
“Kami POBSI Kota Gorontalo terus melakukan langkah persuasif yang komunikatif dengan rumah-rumah billiard untuk pengembangan olahraga billiard kedepannya,” terangnya.
Di sisi lain, Sekertaris POBSI Provinsi Gorontalo, Hasyim Gawa kembali menekankan soal biliard adalah sebuah cabang olahraga prestasi dan bukan sekedar hiburan semata.
“Biliard ini adalah cabang olahraga, sehingganya butuh untuk menyamakan persepsi tentang hal ini. Sebab di sebagian besar masyarakat jika mendengar biliard pasti pikirannya sudah ke hal-hal negatif. Terlbih jika ada razia selalu berlindung bahwa ini adalah olahraga, tapi di sisi lain tidak mengantongi rekomendasi dari induk organisasi olahraga tersebut,” jelas Hasyim.
“Olehnya mari sama-sama untuk jangan membenturkan biliard dengan nilai-nilai yang dijunjung selama bulan Ramadan. Sebab, olahraga seharusnya menjadi bagian dari disiplin, bukan sekadar kesenangan,” harap sosok yang juga mantan atlet biliar PON tersebut.(*)