Nusatimes.id – Yayasan Penegak Hak – hak Rakyat (YAPHARA) Provinsi Gorontalo sukses menggelar acara pembeatan dan khitanan massal bagi masyarakatnya muslim se – Kota Gorontalo, pada Minggu (21/7/2024).
Acara ini berlangsung di Lapangan Taruna Remaja, Kota Gorontalo, dengan tujuan membantu masyarakatnya kurang mampu menjalankan tradisi dan ajaran agama Islam.
Ketua YAPHARA, Irfan Gani menekankan pentingnya khitanan dan pembeatan dalam budaya dan agama Islam.
“Khitanan bagi anak laki-laki adalah Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam yang bertujuan menjaga kesucian ibadah dan kesehatan jasmani. Sementara itu, pembeatan adalah tanda bagi anak perempuan telah memasuki masa dewasa yang bertujuan menyatukan jiwa mereka dengan adat dan agama,” jelas Irfan dalam sambutannya.
Irfan juga menjelaskan tradisi pembeatan di Gorontalo, yang dikenal dengan sebutan “Mo Polihu Lo Limo Wawu Mo Meati”. Proses ini melibatkan mandi lemon yang menandakan keislaman seorang wanita.
Namun, banyak keluarga di Gorontalo yang mengalami kesulitan finansial untuk melakukan adat ini. Oleh karena itu, YAPHARA mengambil inisiatif menyelenggarakan pembeatan dan khitanan massal guna membantu mereka.
Acara bertema “Dengan Pembeatan Massal Kita Tingkatkan Ukhuwwah Islamiyyah” ini berhasil menarik 266 peserta, terdiri dari 190 anak perempuan untuk pembeatan dan 76 anak laki-laki untuk khitan. Dana untuk kegiatan ini berasal dari Hibah POKIR anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Adhan Dambea serta sumbangan lain yang tidak mengikat.
Ketua Dewan Pembina YAPHARA, Adhan Dambea menyatakan rasa syukur atas terlaksananya acara ini meski sempat tertunda.
“Kegiatan ini didanai oleh APBD Provinsi Gorontalo sebesar Rp. 324 juta melalui Pokok Pikiran (POKIR) saya untuk masyarakat Kota Gorontalo,” kata Dambea.
Dambea juga mengungkapkan rencananya untuk terus mendukung kegiatan sosial keagamaan di masa kendati, seperti Pemilihan Putra Putri Islam Berprestasi (PPPIB) dengan hadiah Umroh untuk juara satu. Dan rencana lainnya termasuk pembangunan taman pengajian di Kelurahan Siendeng dan pembangunan pagar di SMAN 3 Kota Gorontalo.
“Meskipun masa jabatan saya sebagai anggota DPRD Provinsi Gorontalo akan berakhir, saya berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan keagamaan di Kota Gorontalo,” tambahnya.
Ia berharap kegiatan sosial keagamaan seperti ini dapat terus ditingkatkan oleh semua pihak untuk membangun Kota Gorontalo yang dikenal dengan Serambi Madinah.
“InshaAllah ke depan kita akan meningkatkan kegiatan keagamaan seperti ini. Saya kira ini wajib bagi kita semua yang menjabat, yang punya kemampuan, mari kita menyatukan pikiran, pendapat, ide untuk membangun kegiatan – kegiatan keagamaan di Kota Gorontalo,” imbuh Dambea.
Dengan diadakannya pembeatan dan khitanan massal ini, YAPHARA berharap dapat mempererat tali persaudaraan dan mewujudkan cita-cita untuk selalu dekat dengan masyarakat dalam rangka menjalin Ukhuwwah Islamiyyah berdasarkan Al-Quran dan Sunnah.