nusatimes.id – Persidago Gorontalo adalah klub sepak bola yang cukup lama berdiri dan sempat beberapa kali mengharumkan nama daerah kini harus terhenti langkahnya saat berjibaku di Liga 4 Asprov PSSI Gorontalo.
Ya, klub yang bermarkas di Stadion Gelora 23 Januari, Kabupaten Gorontalo ini harus absen dilaga terakhirnya menghadapi Kreasindo Rajawali Sultan FC karena kehabisan bensin.
“yaa kondisi seperti ini tak bisa dihindari oleh Tim Persidago sehubungan kehabisan anggaran saat-saat akhir pertandingan Liga 4. Sangat disayangkan sekelas dan sebesar Tim Persidago harus WO hanya karena ketiadaan anggaran untuk Konsumsi transportasi dari home base di Kecamatan Telaga menuju lokasi Pertandingan di Mananggu Kabupaten Boalemo,” kata Helmi Hippy, sosok asisten manager yang juga orang dibalik jalannya roda tim berjuluk Laskar Menara tersebut, Rabu (26/2/2025).
Tim yang dalam pencarian di google wikipedia dijuluki juga sebagai Si Pembunuh Raksasa adalah tim kebanggaan masyarakat Gorontalo selain Persigo. Berdiri tahun 1959 atau sekitar 66 tahun lalu Persidago memiliki home base yang memiliki kapasitas penonton 6.000 orang atau akrab dengan nama Stadion 23 Januari, Telaga.
“yaa kondisi seperti ini tak bisa dihindari oleh Tim Persidago sehubungan kehabisan anggaran saat-saat akhir pertandingan Liga 4. Sangat disayangkan sekelas dan sebesar Tim Persidago harus WO hanya karena ketiadaan anggaran untuk Konsumsi transportasi dari home base di Kecamatan Telaga menuju lokasi Pertandingan di Mananggu Kabupaten Boalemo,” kata Helmi Hippy, sosok asisten manager yang juga orang dibalik jalannya roda tim berjuluk Laskar Menara tersebut, Rabu (26/2/2025).
“Memang sejak pertandingan putaran pertama penyisihan 6 kali dari 7 kali pertandingan semua anggaran biaya operasional hanya berdasarkan suwadaya mandiri para Official tim, jajaran pelatih dan keiklasan tanpa pamrih oleh para pemain Persidago Senior yang setia bertahan. Karena memang tidak ada anggaran yang tersedia sejak awal,” bebernya.
Sementara itu, sang pelatih Farid Tanib juga mengaku meski sangat kecewa karena lima pertandingan yang sudah dilalui harus terbuang sia-sia, berusaha tetap tegar meski memang tim asuhannya tidak menaruh target yang muluk-muluk.
“Kendati kami (Persidago_red) tidak ada target untuk juara, hanya sekedar ikut demi suksesnya Kompetisi Liga 4 tahun ini. Namun kondisi ini cukup membuat kecewa sebenarnya. Tapi Insyaa ALLAH ditahun Kompetisi Liga 4 akan datang Persidago akan kembali merebut kejayaannya sebagaimana titel Persidago sebagai Klub raksasa di Gorontalo,” kata Farid Tanib.
Namun yang menarik, disaat tim ini tengah terpuruk, sosok-sosok pengurus management tim seakan hilang tanpa kabar dan perhatian sedikitpun. Padahal, jika melihat struktur management dan kepengurusan Persidago ada nama sosok mantan bupati yang menjadi manager dan Ketua Askab PSSI Kabupaten Gorontalo. Semoga kedepannya tim ini masih dapat terus hidup melahirkan bibit-bibit pesepak bola muda berbakat dan dapat mengangkat kembali kejayaan Laskar Menara. (*)