Nusatimes.id – Menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, jalanan di Gorontalo mulai di penuhi oleh warna merah putih dari bendera yang dijual oleh pedagang musiman.
Salah satunya yaitu Marwan (44), seorang pria asal Garut, Bandung yang telah berjualan di Jalan M.T Haryono tepat di samping Bank Mandiri, selama 14 hari terakhir.
Marwan bukanlah penjual bendera biasa. Sudah selama sepuluh tahun, ia rutin datang ke Gorontalo setiap tahunnya untuk berjualan bendera selama sebulan, membawa semangat kemerdekaan ke tengah-tengah masyarakat.
“Saya bukan asli Gorontalo, saya asli Garut, Bandung,” ujarnya.
Setiap hari, dari pagi hingga petang, Marwan dengan tekun menjajakan bendera merah putih. Di tengah hiruk-pikuk lalu lintas dan panas terik matahari, ia tetap berdiri tegak menawarkan bendera dengan berbagai ukuran kepada pejalan kaki dan pengendara yang lewat.
Profesi ini memang bersifat musiman, khususnya menjelang 17 Agustus. Sebelum memilih Gorontalo sebagai lokasi tetapnya, Marwan pernah berjualan di Papua.
Namun, ungkap Marwan, persaingan di Bandung yang sangat ketat membuatnya memutuskan untuk berjualan di Gorontalo.
“Di sini pendapatan lumayan, kalau di Bandung persaingan ketat,” ungkapnya.
Marwan tidak sendirian dalam menjalani profesi ini. Bersama beberapa rekan lainnya dari Garut, mereka menjual bendera di berbagai lokasi di Indonesia.
“Dari Garut itu ada yang datang, kita satu bos ada beberapa orang, ada yang di Jalan Agusalim, Jalan Sudirman dan beberapa tempat lainnya. Se-Indonesia dari Garut itu,” jelasnya.
Bahkan, kata Marwan, di Garut telah didirikan monumen tugu sebagai tanda banyaknya pengrajin dan penjual bendera dari sana.
Selama berada di Gorontalo, Marwan tinggal bersama masyarakat dekat lokasi ia berjualan yang sudah seperti keluarga sendiri.
“Karena sudah lama saya jualan bendera di sini, saya tinggal di rumah orang dekat sini yang sudah seperti keluarga karena setiap tahun begitu,” jelasnya.
Namun, tahun ini Marwan mengungkapkan bahwa pendapatannya mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Mungkin karena masih ada 13 hari lagi jadi masyarakatnya belum pasang. Jadi Coba-coba dulu semoga menguntungkan,” harapnya.
Salah satu warga, Ipul (44) mengaku belum membeli bendera tahun ini karena dampak pasca banjir di Gorontalo yang masih dirasakan.
“Pendapatan masih kurang karena banjir kemarin, jadi belum beli bendera,” ujarnya.
Lebih lanjut, harga bendera yang dijual Marwan bervariasi, mulai dari Rp. 5 ribu hingga Rp. 300 ribu, dan pembelinya pun beragam mulai dari masyarakat umum hingga instansi-instansi.
Marwan berharap dengan semakin dekatnya Hari Kemerdekaan, penjualannya akan meningkat sehingga dapat memberikan penghasilan yang cukup untuk keluarganya di Garut.
“Alhamdulilah untuk pendapatan berjualan bendera menguntungkan, bisa menghidupi anak dan istri saya,” jelasnya.
Kisah Marwan adalah cerminan dari semangat dan kerja keras yang tak kenal lelah. Meskipun jauh dari kampung halaman, ia tetap setia menyebarkan semangat kemerdekaan dengan menjual bendera merah putih di Gorontalo.
Dengan dedikasinya, Marwan berharap dapat terus membawa warna merah putih ke setiap sudut kota, menyalakan semangat kemerdekaan di hati setiap orang yang melihatnya.