Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Mahasiswa KKN Tematik Infrastruktur UNG Gelar FGD Kedua di Desa Masuru, Prioritaskan Pengelolaan Sampah dan Sumber Air

×

Mahasiswa KKN Tematik Infrastruktur UNG Gelar FGD Kedua di Desa Masuru, Prioritaskan Pengelolaan Sampah dan Sumber Air

Sebarkan artikel ini
caption : FGD Kedua Mahasiswa KKN Tematik Infrastruktur Universitas Negeri Gorontalo, di desa Masuru, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara.

Nusatimes.id – Setelah berhasil mengidentifikasi sejumlah masalah utama dalam Focus Group Discussion (FGD) pertama, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Infrastruktur Universitas Negeri Gorontalo (UNG) kembali menggelar FGD kedua di Desa Masuru, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara.

FGD kedua ini bertujuan untuk mengerucutkan permasalahan yang ada dan mencari solusi konkret. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan masyarakat dan pemerintah desa Masuru dengan fokus utama pada dua isu, yaitu pengelolaan sampah dan sumber air.

Pada FGD pertama, sejumlah permasalahan utama di Desa Masuru berhasil diidentifikasi. Di antaranya adalah pengelolaan sampah yang belum optimal, keterbatasan akses terhadap sumber air bersih, serta beberapa rumah tidak layak huni yang memerlukan perhatian lebih lanjut.

Selain itu, ditemukan bahwa fasilitas MCK di desa yang rusak masih memiliki potensi untuk diperbaiki dan dimanfaatkan kembali.

Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) juga diidentifikasi memerlukan peningkatan kualitas agar dapat memenuhi kebutuhan warga secara optimal.

Dalam FGD kedua, masalah pengelolaan sampah menjadi prioritas utama. Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) yang ada di Desa Masuru dinilai belum terkelola dengan baik, sehingga muncul gagasan untuk mengoptimalkan kembali fasilitas tersebut.

Koordinator Desa KKN, Sandi Kurniawan Payuyu menjelaskan bahwa salah satu solusi yang diusulkan adalah pembentukan Kelompok Peduli Sanitasi dan Lingkungan yang akan berperan aktif dalam mengelola sampah di desa. Kelompok ini juga akan mengajukan proposal pengadaan alat-alat pengelolaan sampah guna mendukung operasional TPS3R.

“Pembentukan kelompok peduli sanitasi ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak dalam menjaga kebersihan lingkungan desa dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah,” ungkap Sandi.

Selain masalah sampah, isu terkait sumber air di desa juga menjadi sorotan utama. Seringkali, air yang dialirkan melalui program PAMSIMAS tercampur dengan kotoran seperti tanah, yang mengganggu kualitas air bagi masyarakat.

Mahasiswa KKN menawarkan solusi berupa perbaikan sistem penyaringan pada PAMSIMAS agar kotoran dapat tersaring secara efektif, serta mengusulkan adanya pemeliharaan rutin agar sistem tersebut dapat berfungsi dengan optimal sepanjang tahun.

“Kami ingin memastikan bahwa air yang diterima masyarakat berkualitas baik dan bersih, serta ketersediaannya tidak terganggu. Oleh karena itu, perbaikan sistem penyaringan dan perawatan rutin menjadi langkah penting dalam mengatasi masalah ini,” tambahnya.

Lebih lanjut, selain membahas masalah dan solusi terkait sampah serta sumber air, mahasiswa KKN juga melihat potensi yang ada di Desa Masuru, yaitu limbah tongkol jagung yang melimpah. Mereka memperkenalkan program pelatihan untuk pemanfaatan limbah tersebut menjadi arang briket dan pupuk organik.

Pelatihan ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dalam mengolah limbah menjadi produk bernilai ekonomi.

“Pelatihan ini diharapkan dapat membuka peluang usaha baru, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga, sehingga potensi limbah tongkol jagung dapat dikembangkan menjadi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM),” jelasnya.

“Dengan adanya pembentukan Kelompok Peduli Sanitasi dan Lingkungan, perbaikan sistem PAMSIMAS, serta pelatihan pemanfaatan limbah, kami mahasiswa KKN berharap masalah lingkungan dan sumber air di Desa Masuru dapat teratasi sekaligus menciptakan peluang usaha yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat setempat,” pungkasnya.

Apa Komentar Anda?